Senin, 16 November 2009

Pura Satriya dibangun 1719

       Mungkin ada yang pengen tahu Pura Satriya atau Pura Pemerajan Satriya atau disebut juga dengan Pura Pedharman Agung Satriya di tahun sebelum 1970-an, adalah seperti sketsa di samping. Pada awalnya, Pemerajan itu hanya terdiri dari Pemerajan paling utara (linggih Sad Kahyangan dan pengayatan pura-pura lain) dan yang di tengah adalah linggih kawitan dinasti Jambe dan Lelangit lainnya, yang ditempatkan di dalam bentuk Gedong.  Pura Satriya itu terdiri dari 3 Palebahan yaitu:
A. Utama Mandala (terdiri dari 3 Rong yaitu:
1. yang paling utara (Pura si Kaler) untuk Pengayatan Sad Kahyangan dan lain-lain Pura,
2. yang ditengah (Pura si Tengah) adalah linggih Bhetara-bhetara Lelangit khususnya Bhetara Jambe Merik karena Pemerajan ini dibangun pertama adalah untuk linggih Kawitan dari Dinasti Jambe, dan
3. rong paling selatan (Pura si Kelod) adalah linggih Bhetara/Bhetari Kawitan Puri Agung Denpasar; dan
yang paling selatan sebagai tambahan yang dibikin setelah Puputan Badung adalah linggih Bhetara Mantuk ring Rana 1906);

B.  Madya Mandala (Jaba/halaman Tengah), dan 
C.. Kanista Mandala (Jaba/halaman Sisi) yang berbentuk tanah lapang yang ditanami dengan pohon beringin, pohon kelapa untuk keperluan upacara. Tapi sekarang sudah tidak begitu lagi.

       Pura Satriya ini (berlokasi di Jalan Veteran - Pasar Burung sekarang) semula dibangun sebagai Pemerajan Agung dari Puri Ksatriya kuno yang berada di seberang jalan (sebelah barat Jalan Veteran sekarang) dari Pura Satriya ini. Puri dan Pemerajan Ksatriya ini dibangun bagi Kyayi Anglurah Jambe Aji (Kyayi Anglurah Jambe Haeng) yang merupakan warih Dalem Sukawati. Pada jaman pemerintahan Kyai Jambe Merik, Puri Agungnya masih berada di Puri Alang Badung (yaitu di posisi Mesjid Raya Denpasar hingga Pemerajan Suci sekarang). Selanjutnya atas hadiah dari Puri Sukawati, dibangunlah puri yang indah dan megah di Puri Ksatriya itu (tahun 1719), sehingga umur pura/puri itu sekarang (2010) adalah 291 tahun.
       Di tahun 2000, telah diadakan upacara memungkah di Pura Satriya; dan dari dokumen denah pelinggih diperoleh informasi bahwa bhetara/bhetari yang melingga di Gedong Pura si Tengah adalah sbb: 1. Btr. Arya Dmar + Arya Yasan;  2.  Btr. Arya Kenceng + Ky. Wagus Alit + Ky. Pucangan;  3.  Btr. Megada Nata;  4.  Btr. Notor Wandira;  5.  Btr. Bhandana;  6. Btr. Macan Gading;  7. Btr. Sakti Pemecutan + Ratu Ayu Bongan. Setelah catatan itu diperhatikan dengan cermat ternyata Btr. Jambe Merik tidak tertera dan memang tidak diisikan "pedagingannya"; hal ini telah diperkuat oleh A. A. Ngr. Widura (alm) yang kebetulan ikut "mulang pedagingan" di gedong si Tengah itu.  Apabila hal ini benar adanya maka kita telah berbuat kekhilaf tidak "ngelinggihang" Bhetara Jambe Merik padahal beliau itu adalah kawitan dari Dinasti Jambe yang semula memiliki Pura Satriya itu.   Penulis sangat mengharapkan semua orang untuk meneliti hal ini agar kita yang merasa diri sebagai sentana Puri Agung Denpasar selalu dalam keselamatan.

                                                                                                                                   Tubagus Satriya

1 komentar:

  1. Dalam pikiran saya, saya berpikir bagaimana bisa seorang Arya Damar yang telah jelas beralih agama menjadi muslim dapat dilinggihkan sebagai betare.

    BalasHapus

Sertakan email Anda ya.