Mungkin sketsa ini akan bisa memberikan bayangan lebih jelas lagi akan keberadaan puri/jro di sekeliling Puri Agung DenPasar itu, diantaranya: Jro Kelodan (atau Jro Mataram), Jro Anom, Jro Kawan, Jro Belaluan, Jro Anyar, dan Jro Oka, terutama posisi Pasar (tradisional) Sore Hari yang disebut "pasar nyoreang", sebagai awal dari munculnya nama Den-Pasar bagi Puri Agung DenPasar itu. Gambar ini dapat menjelaskan bahwa:
- Puri Agung Denpasar berada di sebelah Utara-Timur (Kaja-Kangin) dari Pasar Sore yang dianungi oleh pohon beringin besar yang lokasi itu kini adalah di ujung timur Kantor Walikota Denpasar sekarang; jadi, Puri Agung Denpasar itu bukanlah di sebelah Utara dari Pasar Penyobekan (yang kini menjadi Banjar Tegal Sari Denpasar).
- bahwa di sebelah selatan Puri Agung Denpasar adalah lokasi puri-puri, jeroan, pekandelan, dan Banjar Abasan Kuno. Jadi, alun-alun Puputan Badung sekarang bukan berasal dari alun-alun Puri Agung Denpasar.
- Bila mau menghayalkan Puri Agung Denpasar dahulu itu, silahkan lihat Meusium Bali (foto tahun 1925; sumber: http://kitlv.pictura-dp.nl/) sebagai duplikatnya; beginilah tampak depan Ancak-Sajinya (difoto dari sudut Tenggara -- timur/selatan Areal Ancak Saji; Bale Kulkul tidak kelihatan).
Ini adalah foto Musium Bali di tahun 1925. Dalam hal satu ini, Pemerintah Belanda sangat menghargai keberadaan adat-budaya dan sejarah lokal, di samping memang sebagai usaha bisnis pariwisata bagi pada turis Belanda dan Eropah saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sertakan email Anda ya.